Rabu, 23 Desember 2015

Zina OK ..... Poligami NO .... sebuah Anomali Kehidupan

Hiruk pikuknya kehidupan manusia di muka bumi ini berbuah pada bermunculan nya paradigma-paradigma dalam kehidupan. Segala sesuatu yang terjadi dipahami, dinilai dan dikerjakan lebih banyak berdasarkan akal pikiran manusia. Memang tidak sepenuhnya salah, dan tidak bisa kita pungkiri, banyak hal-hal baik yang dihasilkan dari paradigma tersebut yang pada akhirnya membahagiakan dan men-sejahterakan kehidupan manusia.

Hasil-hasil baik inilah yang justru banyak sekali manusia terjerumus di dalamnya, yaitu berupa penghambaan terhadap akal pikiran dan perasaannya, sehingga semua lebih banyak di logika kan dengan akal pikirannya.

Perkembangan kebudayaan manusia telah melahirkan kelompok-kelompok manusia baru seperti kaum hedonisme, kaum LGBT, kaum atheis dan lain sebagainya. Kelompok-kelompok ini lebih mengedapankan akal pikiran dan perasaan mereka dalam menyelesaikan setiap problem kehidupan termasuk di dalamnya masalah hubungan pernikahan antar manusia, yang penting suka sama suka dan tidak mengganggu orang lain.


Kalau kita perhatikan jumlah manusia dibumi di tahun 2015 ini sekitar 6.5 milyar, dimana sekitar 16.4% kaum atheis (tidak percaya adanya Allah), belum lagi pemeluk agama baik Islam, Kristen, Katholik yang menjadi penganut kaum hedonisme dan LGBT, maka bukan tidak mungkin bahwa hasil pemikiran-pemikiran mereka menjadi "trademark" dan bahkan menjadi standard "kebenaran" baru yang ada di masyarakat.

Pemikiran-pemikiran kelompok ini sudah masuk sendi-sendi kehidupan manusia di dunia baik melalui hasil "Hukum dan Undang-undang" negara, kurikulum pendidikan formal dari anak-anak sampai dengan mahasiswa, media televisi dan radio, trend fashion, life style, dan lain-lain yang sangat banyak sekali jumlahnya.

Suka atau tidak suka, menerima atau tidak, kita semua merasakan dan harus menghadapi ini semua. Lebih spesifik penulis mencoba untuk membahas tentang hubungan antara manusia dalam pernikahan.

Kita jumpai sekarang ini sudah ada beberapa negara yang mengakui pernikahan "sesama jenis", menganggap hal biasa ketika laki dan perempuan tinggal serumah walaupun tanpa ikatan pernikahan, bahkan sudah memiliki anak pun belum menikah juga.

Sering kita baca di media tv maupun media cetak bahwa beberapa aktris dan aktor papan atas dunia, bintang sepak bola dunia, dimana mereka sudah memiliki anak dari pasanganya, namun belum terjadi proses pernikahan. Lebih parah lagi para aktor, aktris, bintang sepak bola tersebut ternyata menjadi acuan / idola dari begitu banyak manusia untuk menjadi contoh dan teladan dalam mengarungi dan memaknai kehidupannya.

Sehingga bukan hal yang aneh dan mustahil kalau sebagian besar manusia ini lebih cenderung kepada pemikiran "Zina OK.... Poligami NO"

Paradigma-paradigma yang penulis sampaikan diatas, pastilah hasil pemikiran manusia, bukan kebenaran yang disampaikan Allah dan Rasul-rasulnya.

Allah yang telah menciptakan alam semesta beserta bumi dan makhluk hidup didalamnya, termasuk manusia. Tentulah Sang Pencipta tahu betul tentang sifat dan karakter ciptaan Nya, dan tahu betul apa yang akan terjadi kaitannya dengan manusia dan nafsu seks nya.

Dalam Al Qur'an surat An Nisa ayat 3, Allah secara jelas menyampaikan kepada manusia lewat Rasulnya, bahwa diperbolehkan seorang laki-laki menikahi dua, tiga atau empat wanita. 

Bagi seorang muslim, wajib hukumnya untuk mengakui bahwa yang Allah sampaikan dalam surat An Nisa tersebut pasti sebuah kebenaran dan solusi terbaik untuk makluk ciptaan Nya.

Pengingkaran kebenaran walaupun hanya terhadap 1 ayat di dalam Al Qur'an, bukan perkara yang ringan dan sepele, bahkan sebagian ulama menyebut bahwa orang tersebut sudah keluar dari agama Islam, ini sungguh sebuah konsekuensi yang sangat berat, utamanya di akhirat nanti.

Perkara dimana menikahi lebih dari 1 istri yang kemudian dimanfaatkan oleh orang-orang tak bermoral sebagai pelampiasan nafsunya tanpa mau bertanggung jawab terhadap istri dan anaknya, ini perkara yang lain. Bukan Al Qur'an nya yang salah, namun oknum orangnya yang memang memiliki tabiat/akhlak yang buruk.

Sesungguhnya kebenaran hanya milik Allah, jangan karena kemampuan akal pikiran kita yang tidak mampu memahami ayat tersebut, lalu menjadikan kita menyalahkan kebenaran Allah. 

Penulis yakin pada saatnya nanti Allah akan tunjukkan kepada semua manusia tentang kebenaran ayat tersebut. amiin...

Abi Izzat




READ MORE
Blogger Tricks

Hidup dengan "Anggapan"

Berbagai upaya dilakukan dan diupayakan manusia dalam hidup ini agar di anggap sebagai orang baik, orang adil, orang kaya, dan lain sebagainya. Tidak sedikit dari mereka mengorbankan hal-hal yang sebenarnya jauh lebih berharga dan lebih penting dari apa yang dimilikinya, daripada hanya sekedar untuk memperoleh "pengakuan" itu.

Mereka rela berangkat pagi pulang pagi untuk memperoleh kekayaan sebanyak banyaknya, karir yang cemerlang, kehormatan dan pengakuan orang di sekelilingnya, walaupun harus mengorbankan keluarga, mengorbankan perkembangan pertumbuhan anak-anaknya, demi sebuah anggapan dari orang lain bahwa dia orang kaya, orang sukses, pangkatnya tinggi, orang terhormat, orang adil, orang berhati mulia dan lain sebagainya.

Persepsi orang sukses dari sebagian besar manusia ini memang masih milik mereka yang punya rumah mewah, punya mobil mewah, dan punya jabatan tinggi. Tanpa memiliki itu semua, tidak ada yang menyebut sebagai orang sukses. 

Bahkan di masyarakat kita sendiri pun orang akan dihormati ketika pakaian yang dipakai, mobil yang yang dikendarai dan segala hal yang menempel dalam tersebut adalah barang mahal.

Kondisi sebaliknya pun terjadi, yaitu ketika seseorang dengan pakaian sederhana, cukup hanya jalan kaki atau naik kendaraan umum juga diperlakukan oleh umunya masyarakat sebagai kaum marginal yang kurang diakui keberadaannya di masyarakat. 

Pun dia banyak melakukan hal terpuji di masyarakat, banyak membantu sesama, dan terlibat dalam upaya-upaya pemberdayaan masyarakat, namun tetap saja tidak mendapat pengakuan dari umumnya masyarakat, hanya karena yang bersangkutan kurang mampu, hanya orang biasa, dan tak memiliki pangkat dan kedudukan.

Hal yang lebih parah lagi adalah persepsi ini diwariskan ke anak-anak nya, sehingga di kalangan remaja, anak-anak juga dalam hal menghormati sesama juga kurang lebih sama dengan orang tuanya, bahkan lebih parah. Ditambah dengan kondisi sekarang dimana anak-anak, remaja bahkan orang dewasa lebih asik dengan dirinya sendiri dan telepon selulernya, apapun yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi keinginannya dengan mudah di dapat di internet, group chat lewat telepon selulernya. 

Ditambah lagi banyaknya informasi sampah yang cenderung fitnah, informasi yang belum ter klarifikasi, menghasut demi kepentingan tertentu, dan dengan kondisi tingkat kemampuan pemahaman yang berbeda-beda, sehingga makin memperumit keadaan.

Tentu saja berbagai "Anggapan" masyarakat yang terbentuk dari berbagai informasi yang belum tentu kebenarannya, makin menumbuhkan berbagai anggapan baru yang makin jauh dari fitrah manusia yang sebenarnya yang diajarkan oleh agama. Dalam agama Islam yang penulis anut, sudah sangat jelas dan gamblang dijelaskan bagaimana kita sebaiknya kita menjalani kehidupan ini, bagaimana kita harus bersosialiasi dengan masyarakat sekitar, bagaimana kita wajib saling menghormati, bagaimana kita harus selalu mengacu kepada Al Qur'an dan Hadist dalam bertindak, begitu juga dalam membentuk pribadi kita dan anak-anak kita, bukan membentuk dari "anggapan" orang.

Dalam Islam memiliki kekayaan, jabatan, rumah mewah, dan segala kemewahan lainnya tidak dilarang, bahkan dianjurkan, namun satu hal yang wajib kita miliki adalah jangan sampai "tertipu" dengan semua hal tersebut. Kekayaan yang banyak sebaiknya ada sebagian besar juga dipergunakan untuk membantu sesama, rumah yang mewah sebaiknya di pergunakan untuk berbagai kegiatan yang berguna bagi kepentingan masyarakat. 

Bukankah Nabi Muhammad berpesan kepada kita semua bahwa orang yang terbaik imannya adalah mereka yang paling memberikan kebaikan bagi masyarakat sekitarnya.
Marilah kita muliakan hidup ini bukan berdasarkan bagaimana "anggapan" orang di masyarakat, karena belum tentu anggapan itu sesuatu kebenaran meskipun yang melakukan banyak orang, marilah kita semua hidup berdasarkan apa-apa yang sudah Nabi kita ajarkan buat kita baik tentang akidah, budi pekerti, akhlak dan sebagainya.

Memang masih terdapat perbedaan pendapat tentang bagaimana menempatkan Nabi Muhammad sebagai teladan, ada yang meniru seluruhnya termasuk bagaimana pakaiannya, jenggotnya, disamping aqidah, budi pekerti dan akhlaknya. Namun juga ada yang berpendapat meniru Nabi utamanya pada aqidahnya, akhlak dan budi pekertinya, karena menurut saudara-saudara kita ini Nabi memakai baju gamis dan berjenggot itu adalah sebagian dari culture dari warga arab pada umumnya, karena nabi palsu dan orang kafir qurais pun memakai gamis dan berjenggot.

Penulis dalam hal ini tidak mau menempatkan perbedaan pendapat ini sebagai sesuatu yang wajib di bahas secara detail, penulis lebih melihat bahwa kita adalah saudara seiman dan se islam, sama-sama bersyahadat yang sama, alangkah indahnya kalau kita bisa memahami perbedaan, bersama-sama, bahu membahu membentuk masyarakat Islam yang mengedepankan persaudaraan.

Abi Izzat
READ MORE

Senin, 21 Desember 2015

Nabi Isa as Akan Turun di Langit Damaskus (Fitnah dan Petaka Akhir Zaman)

Sebuah Tinjauan Nubuwah tentang Turunnya Isa as di Akhir Zaman


Kajian tentang kemunculan Al-Mahdi dan keluarnya Dajjal selalu beriringan dengan pembahasan turunnya Nabi Isa as. Kedatangan Isa yang akan memberikan dukungan terhadap Al Mahdi danThaifah Manshurah yang bersamanya, lalu memerangi Dajjal dan membunuhnya merupakan bagian dari keimanan seorang muslim terhadap tanda-tanda kiamat kubra. Turunnya Nabi Isa di akhir zaman adalah masalah akidah yang telah tetap berdasar Al-Qur’an dan As-Sunnah Ash-Shahihah yang mencapai derajat mutawatir.

Dalil-dalil dari Al-Qur’an
Pertama, firman Allah Ta’ala: Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.” (QS. Az Zukhruf [43]: 57-61).

Konteks ayat-ayat ini bercerita tentang kisah Nabi Isa. Pada akhir rangkaian ayat-ayat tersebut, Allah berfirman وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Maknanya adalah, turunnya Nabi Isa sebelum terjadinya kiamat kelak merupakan pertanda bahwa terjadinya kiamat sudah sangat dekat. Makna ini dikuatkan oleh qira’ah Ibnu Abbas, Mujahid dan sejumlah ulama tafsir lainnya yang membaca ayat ini dengan memfathahkan huruf ‘ain dan lampada lafal la-‘ilmun sehingga menjadi وَإِنَّهُ لَعَلَمٌ لِلسَّاعَةِ, yang maknanya adalah ‘Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar merupakan salah satu tanda (dekatnya) hari kiamat’.[1]

Kedua, firman Allah Ta’ala: “Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan ada­lah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” “Tidak ada seorang pun dari ahli kitab kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan pada hari kiamat nanti Isa akan menjadi saksi terhadap mereka.” (QS. An-Nisa’ [4]: 157-159).

Ayat-ayat dalam surat An-Nisa’ di atas menjelaskan bahwa orang-orang Yahudi tidak mampu membunuh Nabi Isa, tidak pula mampu menyalibnya, karena Nabi Isa telah diangkat oleh Allah Ta’ala ke langit lengkap dengan jasad dan ruhnya. Nabi Isa tidak dibunuh dan tidak disalib, tetapi ada orang yang diserupakan dengan Isa di mata mereka, dan orang itulah yang mereka salib sebagaimana firman Allah Ta’ala: Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya.

Makna lafazh di dalam firman Allah بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ mengandung arti bahwa Allah telah mengangkat Isa lengkap dengan jasad dan ruhnya, sehingga dengan demikian tercapai bantahan terhadap pengakuan orang-orang Yahudi bahwa mereka telah membunuh dan menyalibnya, karena pembunuhan dan penyaliban itu hanya terjadi pada jasad saja.

Dalam hal ini, pengangkatan ruhnya saja tidak cukup untuk membantah pengakuan mereka itu. Karena yang disebut oleh Isa itu mencakup badan dan ruh, sehingga tidak cukup dengan hanya menyebut salah satu dari kedua unsur itu, kecuali ada bukti yang membenarkan, sedangkan di sini tidak ada bukti seperti itu. Lagi pula, pengangkatan ruh dan jasadnya secara keseluruhan itu sesuai dengan keperkasaan Allah Yang Maha Sempurna, dan sesuai dengan hikmah, kemuliaan dan pertolongan yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang dikehendaki-Nya.

Dalil-Dalil dari As-Sunnah
Terdapat banyak hadits shahih yang menjelaskan bahwa Nabi Isa belum wafat. Isa diangkat oleh Allah ke langit —sebagaimana dijelaskan oleh ayat-ayat di atas— dan kelak di akhir zaman akan turun kembali ke dunia untuk memerangi Dajjal, menegakkan keadilan Islam, dan akhirnya wafat dan dikebumikan di bumi layaknya manusia yang lain.

Di antara hadits-hadits tersebut adalah,

  1. Rasulullah bersabda: “Tidak akan terjadi kiamat sehingga turun kepada kalian Ibnu Maryam sebagai hakim yang adil, ia mematahkan salib, membunuh babi, menghentikan jizyah dan melimpahkan harta sehingga tidak ada seorang pun yang mau menerima pemberian harta.”[2]
  2. Rasulullah bersabda: “Bagaimana keadaan kalian apabila Ibnu Maryam turun di antara kalian sedangkan yang menjadi imam (pemimpin) kalian berasal dari kalangan kalian sendiri?”[3]
  3. Dari Jabir bin Abdullah ia berkata: Saya mendengar Nabi bersabda:“Akan senantiasa ada di antara umatku satu kelompok yang berperang di atas kebenaran, mereka senantiasa menang hingga hari kiamat.” 



Beliau bersabda: “Lantas Isa ibnu Maryam turun, maka pemimpin kelompok tersebut berkata, ‘Kemarilah, shalatlah sebagai imam kami!’ Maka Isa menjawab, “Tidak, sebagian kalian memimpin sebagian yang lain sebagai penghormatan Allah terhadap umat ini.”[4]
Bagaimana dan kapan Nabi Isa turun ke Bumi ?

Setelah Dajjal muncul dan melakukan perusakan dan penghancuran di muka bumi, Allah mengutus Isa ‘alaihissalam untuk turun ke bumi turun di menara putih di timur Damsyiq, Siria. Beliau mengenakan dua buah pakaian yang dicelup dengan waras dan za’faran; beliau taruh kedua telapak tangan beliau di sayap dua orang Malaikat. Bila beliau menundukkan kepala, meneteslah / menurunlah rambutnya, dan bila diangkat kelihatan landai seperti mutiara.

Dan tidak ada orang kafir yang mencium nafasnya kecuali akan mati, dan nafasnya itu sejauh pandangan matanya.
Beliau akan turun pada kelompok yang diberi pertolongan oleh Allah yang berperang untuk menegakkan kebenaran dan bersatu-padu menghadapi Dajjal. Nabi Isa as. turun pada waktu sedang diiqamati shalat, lantas beliau shalat di belakang pemimpin kelompok itu.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Ketika Allah telah mengutus al-Masih Ibnu Maryam, maka turunlah ia di menara putih di sebelah timur Damsyiq dengan mengenakan dua buah pakaian yang dicelup dengan waras dan za’faran, dan kedua telapak tangannya diletakkannya di sayap dua Malaikat; bila ia menundukkan kepala maka menurunlah rambutnya, dan jika diangkatnya kelihatan landai seperti mutiara.

Maka tidak ada orang kafirpun yang mencium nafasnya kecualipasti meninggal dunia, padahal nafasnya itu sejauh mata memandang. Lain Isa mencari Dajjal hingga menjumpainya dipintu Lud, lantas dibunuhnya Dajjal. Kemudian Isa datang kepada suatu kaum yang telah dilindungi oleh Allah dari Dajjal, lalu Isa mengusap wajah mereka dan memberi tahu mereka tentang derajat mereka di surga. “[5]

Ibnu Katsir berkata, “Inilah yang termasyhur mengenai tempat turunnya Isa, yaitu di menara putih bagian timur Damsyiq.

Dan dalam beberapa kitab saya baca beliau turun di menara putih sebelah timur masjid Jami’ Damsyiq, dan ini rupanya pendapat yang lebih terpelihara. Karena di Damsyiq tidak dikenal ada menara di bagian timur selain di sebelah Masjid Jami’ Umawi di Damsyiq sebelah timur. Inilah pendapat yang lebih sesuai karena beliau turun ketika sedang dibacakan iqamat untuk shalat, lalu imam kaum Muslimin berkata kepada beliau, “Wahai Ruh Allah, majulah untuk mengimami shalat.” Kemudian beliau menjawab, “Anda saja yang maju menjadi imam, karena iqamat tadi dibacakan untuk Anda.” Dan dalam satu riwayat dikatakan bahwa Isa berkata, “Sebagian Anda merupakan amir(pemimpin) bagi sebagian yang lain, sebagai penghormatan dari Allah untuk umat ini.” [6]

Tersebarnya Keamanan dan Barakah pada Zaman Isa ‘Alaihis-salam

Betapa menyenangkan seandainya kita termasuk yang mendapatkan karunia untuk tinggal semasa dengan nabi Isa as. Karena di masa beliau kehidupan manusia benar benar aman dan damai, bahkan kedamaian itu bukan hanya milik manusia, tetapi juga merata hingga kepada binatang. Zaman Isa ‘alaihissalam (setelah turun kembali ke bumi) ini merupakan zaman yang penuh keamanan, kesejahteraan, dan kemakmuran serta kelapangan. Allah menurunkan hujan yang lebat, bumi menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan serta banyak barakahnya, harta melimpah ruah; dendam, dengki, dan kebencian hilang sirna.

Dalam hadits Nawwas bin Sam’an yang panjang yang membicarakan tentang Dajjal, turunnya Isa, keluarnya Ya’juj dan Ma’juj pada zaman Isa ‘alaihissalam, dan do’a Isa agar mereka dihancurkan,

Rasulullah saw bersabda:
“… Kemudian Allah menurunkan hujan, dan tak ada rumah tanah liat maupun bulu yang dapat menahan airnya, lantas mencuci bumi hingga bersih seperti cermin kaca. Kemudian diperintahkan kepada kami: ‘Tumbuhkanlah buah-buahanmu dan kembalikanlah barakahmu.’ Maka pada hari itu sejumlah orang dapat memakan buah delima dan bernaung di bawahnya. Dan susupun diberi barakah, sehingga susu seekor unta bunting yang sudah dekat melahirkan dapat mencukupi banyak orang, susu seekor sapi mencukupi untuk orang satu kabilah, dan susu seekor kambing mencukupi untuk satu keluarga….” [7]

Rasulullah saw bersabda :
“Demi Allah, sesungguhnya Isa putra Maryam akan turun ke bumi sebagai hakim yang adil, akan membebaskan jizyah, unta-unta muda akan dibiarkan hingga tidak ada yang mau mengurusinya lagi, sifat bakhil, saling membenci, dan saling dengki akan hilang, dan orang-orang akan memanggil-manggil orang lain yang mau menerima hartanya (shadaqahnya), tetapi tidak ada seorangpun yang mau menerimanya.[8]

Imam Nawawi berkata, “Maknanya, bahwa pada saat itu orang-orang sudah tidak tertarik lagi untuk memelihara unta karena banyaknya harta kekayaan, keinginan sedikit, kebutuhan tidak ada, dan sudah tahu bahwa kiamat telah dekat. Dan disebutkannya lafal al-qilash (unta muda) dalam hadits ini karena unta muda itu merupakan harta yang paling baik bagi bangsa Arab (pada waktu itu).
Kiamat di Ambang Pintu

Masa tinggal Isa di bumi setelah turun dari langit menurut riwayat adalah se­lama tujuh tahun, dan menurut sebagian riwayat yang lain lagi selama empat puluh tahun. Setelah itu wafat pula Imam Mahdi dan Al Qahthani yang melanjutkan kepemimpinannya. Tidak lama setelah itu, terbitlah matahari dari barat dan binatang melata yang keluar dari perut bumi yang memberikan tanda kufur dan iman atas setiap manusia.

Ketika itu setiap mukmin segera mengetahui bahwa itulah detik detik kemunculan angina lembut dari yaman yang akan mencabut nyawa setiap mukmin. Setelah itu, tidak seorangpun manusia yang masih memiliki keimanan kecuali akan menemui ajalnya. Ketika seluruh penduduk manusia tidak lagi menyebut Allah, itulah kondisi seburuk-buruk manusia, dan kepada merekalah kiamat akan terjadi.

Wallahu a’lam bish shawab.

[1]. Tafsir Ath-Thabari dan Tafsir Al-Qurthubi.
[2]. HR. Bukhari: no. 2296.
[3]. HR. Bukhari: Kitabu ahaditsil anbiya’ no. 3193 dan Muslim: Kitabul iman no. 222, 223, 224.
[4]. HR. Muslim: Kitabul iman no. 225
[5] (Shahih Muslim, Kitab al-Fitan wa Asyrathis Sa ‘ah, Bab DzikrAd-Dajjal 18: 67-68).
[6] Shahih Muslim
[7] Shahih Muslim, Kitabul Fitan, Bab Dzikrid Dajjal 18: 63-70

[8] Shahih Muslim, Bab Nuzuuli Isa ‘Alai­hissalam 2:192
READ MORE

Islamnya Orang Jawa

Unik memang, tapi memang kenyataan demikian adanya.... orang Islam di jawa, utamanya Jawa Tengah dan Jawa Timur lebih dipengaruhi oleh hal-hal yang diajarkan oleh para pendahulunya baik para kyai, bapaknya kyai bahkan buyutnya kyai, yang pada akhirnya yang menjadi hulunya adalah Walisongo. Sangat sulit bagi orang luar untuk menyampaikan hal-hal tentang Islam walaupun itu sebuah kebenaran.


Culture inilah yang menjadikan saudara-saudara kita dari salafi, MTA, dan hizbud tahrir sulit berkembang di tanah jawa, apa yang mereka sampaikan sangat sulit diterima oleh orang jawa yang memang faktor budayanya sangat kuat. Hal ini berbeda dengan masyarakat sunda, betawi, maupun daerah jabodetabek yang masyarakatnya sudah siap dengan perubahan.

Masyarakat jawa dimanapun dia berada memiliki kecenderungan lebih akrab dengan sesama orang jawa pula, hal ini karena adanya persamanya dalam kebiasaan hidup sehari-hari, adat istiadat, jenis makanan yang sesuai, cara bersosialisasi dan cara memaknain hidup. Bahkan di jawa sendiri sangat sedikit kita jumpai suku lain selain orang jawa baik di kota besar , apalagi di desa-desa, hampir tidak ditemukan suku lain selain etnik jawa. Hal ini berbeda sekali di jabodetabek maupun dikota-kota besar selain di jawa (tengah dan timur), dimana sangat mudah kita jumpai orang jawa.

Kembali mengenai Islamnya orang jawa.... Islam di masyarakat jawa lebih dipahami sebagai ajaran yang turun termurun dari pendahulu mereka baik orang tua, para kyai-kyai yang sangat kental atau tidak terpisahkan dari adat istiadat mereka yang banyak dipengaruhi oleh sisa kebudayaan agama Hindu dari kerajaan-kerajaan yang ada di tanah jawa.

Sebenarnya bukan masyakarat jawa tidak tahu bahwa yang mereka lakukan adalah adat istiadat yang identik dengan agama Hindu. Mereka juga tahu bahwa Nabi Muhammad dalam mendakwahkan agama Islam tidak seperti mereka. Namun pandangan sebagian besar masyarakat jawa adalah bahwa adat istiadat selama tidak bertentangan dengan Al Qur'an dan Hadist, maka hal ini boleh dilakukan.

Satu hal yang makin memperuncing keadaan adalah campaign besar-besaran dari temen-temen Salafi yang membid'ah kan aktivitas mereka, dan menyebutnya sebagai sesuatu yang sesat, dan sesat itu tempatnya ada di neraka.

DEFENCE...... adalah selama ini yang dipahami, dirasakan bersama-sama oleh hampir seluruh masyarakat jawa karena merasa diserang dan diganggu kehidupannya.

Berdakwah kepada masyarakat jawa tidak akan pernah berhasil bila metode-metode yang dipergunakan sama dengan daerah jabodetabek yaitu dengan tausyiah dan cenderung menggurui bahkan dengan terang-terangan menyalahkan hal-hal yang menjadi kebiasaan mereka secara turun temurun. Justru yang terjadi adalah sebaliknya, mereka justru merasa di lecehkan oleh tindakan-tindakan ustad-ustad yang tidak faham culture dan sosial kemasyarakatan orang jawa.

Berdakwah kepada orang jawa adalah dengan cara berbaur dengan kehidupan mereka, berbaur dengan adat istiadat mereka, lalu mewarni mereka dari dalam, seperti itulah yang dilakukan para Walisongo dalam menyebarkan agama Islam di tanah jawa.

Kita wajib berterima kasih dan bangga dengan para Walisongo yang telah berhasil meng-Islamkan orang jawa, namun rupanya ada proses dakwah yang belum sepenuhnya selesai.

Tugas kitalah yang wajib meneruskannya.

Abi Izzat



READ MORE

Minggu, 16 November 2014

Berbaik Sangka

Lika liku kehidupan ini sungguh cukup membuat banyak manusia strees, kebingungan, patah hati, frustasi, dan bahkan ada yang nekad menghabisi nyawanya sendiri, sungguh tragis memang.
Masalah yang terkadang tidak kunjung selesai baik terkait dengan hutang piutang, cinta mencintai, lilitan ekonomi, dan lain sebagainya terkadang sangat jauh dari cita cita atau gambaran hidup seorang manusia.

Disisi lain memang manusia diciptakan dengan banyak keluh kesah, dengan nafsu yang tak pernah puas. Hari ini bisa makan, besok minta motor, besok lagi minta mobil, besok lagi minta rumah, punya rumah 1 pingin nambah lagi menjadi 2, trus 3, dan seterusnya.

Allah menciptakan manusia dan Allah lah yang paling tahu tentang makluk ciptaanNya. Hal yang paling menyedihkan pada diri manusia adalah dia merasa paling tahu apa yang terbaik baginya sehingga dengan segala upayanya mencoba untuk mendapatkan segala hal didunia ini yang bisa memenuhi hasratnya, dan putus asa bahkan menyalahkan orang lain atau kondisi bila gagal memperolehnya.

Satu hal yang manusia ini jarang mengetahui adalah sesungguhnya Allah sangat sayang terhadap hambaNya, Dia lah Ar Rahman dan Ar Rahim, kasih sayangNya melebihi buih di lautan, melebihi luasnya semesta alam ini.

So, apapun yang terjadi pada diri kita, itulah yang terbaik bagi kita, apakah kita berhasil atau gagal, kaya ataupun miskin, dicintai atau ditolak, sesungguhnya itulah yang terbaik bagi kita.
Kita nggak pernah tahu pada akhirya seperti apa, sementara Allah tahu pada akhirnya kita akan seperti apa, sehingga Allah telah memilihkan yang terbaik bagi kita karena kasih sayang Nya kepada kita.

Dan kepada Allah lah tempat kita kembali.






READ MORE

Fenomena Ahok dan kualitas umat

Ahook....sebuah fenomena tersendiri yang cukup menyita perhatian akhir akhir ini, banyak sekali yang berkomentar menolak dan tak sedikit yang mendukung.

Banyak dikalangan kaum muslimin yang dengan tegas menolak kepemimpian non muslim dan memang itulah tuntunan agama Islam yang secara jelas di sampaikan oleh Al Quran dan banyak disebut dalam hadist Rasulullah.

Kondisi ketidaksetujuan ini makin diperparah dengan ahok sendiri yang bicaranya teramat kasar yang tentu saja berpotensial memancing keributan.

Ada sisi yang patut kita ketahui bersama bahwa sebagai umat islam, nggak sepenuhnya umat ini tahu tentang ajaran agamanya, pun yang sederhana sekalipun, contohnya dalam memilih pemimpin.

Banyak yang masih anut grubyuk dengan persepsi media massa baik tv, koran, majalah atau radio tanpa mempertimbangkan aturan dalam ajaran agamanya.

Dengan kata lain bahwa, umat muslim sendiri lebih sering nonton tv atau media massa lain daripada belajar agamanya, padahal dengan agama itulah mereka bisa selamat hidupnya baik dunia maupun akhirat.

Umat ini lebih mengenal sifat dan karakter para selebritis, lebih faham tentang ajaran turun temurun nenek moyangnya daripada nabi Muhammad.

Ironis memang, tapi itulah kenyataannya, kalau kita coba sampling bertanya dengan mayoritas umat ini tentang hal hal dasar tentang agamanya bisa dipastikan banyak yang tidak tahu tidak mengerti dan tak mau mengerti, meskipun mereka seorang pejabat, karyawan, profesor, doktor dll.

Satu hal yang patut cermati bersama bahwa agama Islam ini sudah cukup banyak ditinggalkan umatnya dan semakin jelas dan terbukti benar apa yang disampaikan nabi kita tercinta Muhammad SAW bahwa hanya sedikit sekali umat manusia ini yang selamat di yaumul hisab nanti.

Cukuplah Allah sebagai pemberi petunjuk ....Amiin
READ MORE

Senin, 16 April 2012

Misteri Tentara Allah Berwujud Malaikat di Gaza

Kejadian - Kejadian Aneh Dan Misterius Seputar Perang Gaza. Gaza, itulah nama hamparan tanah yang luasnya tidak lebih dari 360 km persegi. Berada di Palestina Selatan, “potongan” itu “terjepit” di antara tanah yang dikuasai penjajah Zionis Israel, Mesir, dan laut Mediterania, serta dikepung dengan tembok di sepanjang daratannya.

Sudah lama Israel “bernafsu” menguasai wilayah ini. Namun, jangankan menguasai, untuk bisa masuk ke dalamnya saja Israel tidak mampu.

Sudah banyak cara yang mereka lakukan untuk menundukkan kota kecil ini. Blokade rapat yang membuat rakyat Gaza kesulitan memperoleh bahan makanan, obat-obatan, dan energi, telah dilakukan sejak 2006 hingga kini. Namun, penduduk Gaza tetap bertahan, bahkan perlawanan Gaza atas penjajahan Zionis semakin menguat.

Akhirnya Israel melakukan serangan “habis-habisan” ke wilayah ini. Mereka”mengguyurkan” ratusan ton bom dan mengerahkan semua kekuatan hingga pasukan cadangannya.

Namun, sekali lagi, negara yang tergolong memiliki militer terkuat di dunia ini harus mundur dari Gaza.

Di atas kertas, kemampuan senjata AK 47, roket anti tank RPG, ranjau, serta beberapa jenis roket buatan lokal yang biasa dipakai para mujahidin Palestina, tidak akan mampu menghadapi pasukan Israel yang didukung tank Merkava yang dikenal terhebat di dunia. Apalagi menghadapi pesawat tempur canggih F-16, heli tempur Apache, serta ribuan ton “bom canggih” buatan Amerika Serikat.

Akan tetapi di sana ada “kekuatan lain” yang membuat para mujahidin mampu membuat “kaum penjajah” itu hengkang dari Gaza dengan muka tertunduk, walau hanya dengan berbekal senjata-senjata “kuno”.

Itulah pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada para pejuangnya yang taat dan ikhlas. Kisah tentang munculnya “pasukan lain” yang ikut bertempur bersama para mujahidin, semerbak harum jasad para syuhada, serta beberapa peristiwa “aneh” lainnya selama pertempuran, telah beredar di kalangan masyarakat Gaza, ditulis para jurnahs, bahkan disiarkan para khatib Palestina di khutbah-khutbah Jumat mereka.

Wartawan kami, Thoriq, merangkum kisah-kisah “ajaib” tersebut dari berbagai sumber untuk para pembaca yang budiman. Selamat mengikuti. ***

Pasukan 'Berseragam Putih' di Gaza
Ada “pasukan lain” membantu para mujahidin Palestina. Pasukan Israel sendiri mengakui adanya pasukan berseragam putih itu.

Suatu hari di penghujung Januari 2009, sebuah rumah milik keluarga Dardunah yang berada di antara Jabal Al Kasyif dan Jabal Ar Rais, tepatnya di jalan Al Qaram, didatangi oleh sekelompok pasukan Israel.

Seluruh anggota keluarga diperintahkan duduk di sebuah ruangan. Salah satu anak laki-laki diinterogasi mengenai ciri-ciri para pejuang al-Qassam.

Saat diinterogasi, sebagaimana ditulis situs Filisthin Al Aan, mengutip cerita seorang mujahidin al-Qassam, laki-laki itu menjawab dengan jujur bahwa para pejuang al-Qassam mengenakan baju hitam-hitam. Akan tetapi tentara itu malah marah dan memukulnya hingga laki-laki malang itu pingsan.

Selama tiga hari berturut-turut, setiap ditanya, laki-laki itu menjawab bahwa para pejuang al-Qassam memakai seragam hitam. Akhirnya, tentara itu naik pitam dan mengatakan dengan keras, “Wahai pembohong! Mereka itu berseragam putih!”

Cerita lain yang disampaikan penduduk Palestina di situs milik Brigade Izzuddin al-Qassam, Multaqa al-Qasami, juga menyebutkan adanya “pasukan lain” yang tidak dikenal. Awalnya, sebuah ambulan dihentikan oleh sekelompok pasukan Israel. Sopirnya ditanya apakah dia berasal dari kelompok Hamas atau Fatah? Sopir malang itu menjawab, “Saya bukan kelompok mana-mana. Saya cuma sopir ambulan.”

Akan tetapi tentara Israel itu masih bertanya, “Pasukan yang berpakaian putih-putih dibelakangmu tadi, masuk kelompok mana?” Si sopir pun kebingungan, karena ia tidak melihat seorangpun yang berada di belakangnya. “Saya tidak tahu,” jawaban satu-satunya yang ia miliki.

Suara Tak Bersumber
Ada lagi kisah karamah mujahidin yang kali ini disebutkan oleh khatib masjid Izzuddin Al Qassam di wilayah Nashirat Gaza yang telah ditayangkan oleh TV channel Al Quds, yang juga ditulis oleh Dr Aburrahman Al Jamal di situs Al Qassam dengan judul Ayaat Ar Rahman fi Jihad Al Furqan (Ayat-ayat Allah dalam Jihad Al Furqan).

Sang khatib bercerita, seorang pejuang telah menanam sebuah ranjau yang telah disiapkan untuk menyambut pasukan Zionis yang melalui jalan tersebut.

“Saya telah menanam sebuah ranjau. Saya kemudian melihat sebuah helikopter menurunkan sejumlah besar pasukan disertai tank-tank yang beriringan menuju jalan tempat saya menanam ranjau,” kata pejuang tadi.

Akhirnya, sang pejuang memutuskan untuk kembali ke markas karena mengira ranjau itu tidak akan bekerja optimal. Maklum, jumlah musuh amat banyak.

Akan tetapi, sebelum beranjak meninggalkan lokasi, pejuang itu mendengar suara “Utsbut, tsabatkallah” yang maknanya kurang lebih, “tetaplah di tempat maka Allah menguatkanmu.” Ucapan itu ia dengar berulang-ulang sebanyak tiga kali.

“Saya mencari sekeliling untuk mengetahui siapa yang mengatakan hal itu kapada saya. Akan tetapi saya malah terkejut, karena tidak ada seorang pun yang bersama saya,” ucap mujahidin itu, sebagaimana ditirukan sang khatib.

Akhirnya sang mujahid memutuskan untuk tetap berada di lokasi. Ketika sebuah tank melewati ranjau yang tertanam, sesualu yang “ajaib” terjadi. Ranjau itu justru meledak amat dahsyat. Tank yang berada di dekatnya langsung hancur. Banyak serdadu Israel meninggal seketika. Sebagian dari mereka harus diangkut oleh helikopter. “Sedangkan saya sendiri dalam keadaan selamat,” kata mujahid itu lagi, melalui lidah khatib.

Cerita yang disampaikan oleh seorang penulis Mesir, Hisyam Hilali, dalam situs alraesryoon.com, ikut mendukung kisah-kisah sebelumnya. Abu Mujahid, salah seorang pejuang yang melakukan ribath (berjaga) mengatakan, “Ketika saya mengamati gerakan tank-tank di perbatasan kota, dan tidak ada seorang pun di sekitar, akan tetapi saya mendengar suara orang yang bertasbih dan beritighfar. Saya berkali-kali mencoba untuk memastikan asal suara itu, akhirnya saya memastikan bahwa suara itu tidak keluar kecuali dari bebatuan dan pasir.”

Cerita mengenai “pasukan tidak dikenal” juga datang dari seorang penduduk rumah susun wilayah Tal Islam yang handak mengungsi bersama keluarganya untuk menyelamatkan diri dari serangan Israel.

Di tangga rumah ia melihat beberapa pejuang menangis. “Kenapa kalian menangis?” tanyanya.
“Kami menangis bukan karena khawatir keadaan diri kami atau takut dari musuh. Kami menangis karena bukan kami yang bertempur. Di sana ada kelompok lain yang bertempur memporak-porandakan musuh, dan kami tidak tahu dari mana mereka datang,” jawabnya

Saksi Serdadu Israel
Cerita tentang “serdadu berseragam putih” tak hanya diungkap oleh mujahidin Palestina atau warga Gaza. Beberapa personel pasukan Israel sendiri menyatakan hal serupa.

Situs al-Qassam memberitakan bahwa TV Chan*nel 10 milik Israel telah menyiarkan seorang anggota pasukan yang ikut serta dalam pertempuran Gaza dan kembali dalam keadaan buta.

“Ketika saya berada di Gaza, seorang tentara berpakaian putih mendatangi saya dan menaburkan pasir di mata saya, hingga saat itu juga saya buta,” kata anggota pasukan ini.

Di tempat lain ada serdadu Israel yang mengatakan mereka pernah berhadapan dengan “hantu”. Mereka tidak diketahui dari mana asalnya, kapan munculnya, dan ke mana menghilangnya.

Masih dari Channel 10, seorang Lentara Israel lainnya mengatakan, “Kami berhadapan dengan pasukan berbaju putih-putih dengan jenggot panjang. Kami tembak dengan senjata, akan tetapi mereka tidak mati.”

Cerita ini menggelitik banyak pemirsa. Mereka bertanya kepada Channel 10, siapa sebenarnya pasukan berseragam putih itu? ***

Sudah Meledak, Ranjau Masih Utuh
Di saat para mujahidin terjepit, hewan-hewan dan alam tiba-tiba ikut membantu, bahkan menjelma menjadi sesuatu yang menakutkan.

Sebuah kejadian “aneh” terjadi di Gaza Selatan, tepatnya di daerah AI Maghraqah. Saat itu para mujahidin sedang memasang ranjau. Di saat mengulur kabel, tiba-tiba sebuah pesawat mata-mata Israel memergoki mereka. Bom pun langsung jatuh ke lokasi itu.

Untunglah para mujahidin selamat. Namun, kabel pengubung ranjau dan pemicu yang tadi hendak disambung menjadi terputus. Tidak ada kesempatan lagi untuk menyambungnya, karena pesawat masih berputar-putar di atas.

Tak lama kemudian, beberapa tank Israel mendekati lokasi di mana ranjau-ranjau tersebut ditanam. Tak sekadar lewat, tank-tank itu malah berhenti tepat di atas peledak yang sudah tak berfungsi itu.

Apa daya, kaum Mujahidin tak bisa berbuat apa-apa. Kabel ranjau jelas tak mungkin disambung, sementara tank-tank Israel telah berkumpul persis di atas ranjau.

Mereka merasa amat sedih, bahkan ada yang menangis ketika melihat pemandangan itu. Sebagian yang lain berdoa, “allahumma kama lam tumakkinna minhum, allahumma la tumakkin lahum,” yang maknanya, “Ya Allah, sebagaimana engkau tidak memberikan kesempatan kami menghadapi mereka, jadikanlah mereka juga lidak memiliki kesempatan serupa.”

Tiba-tiba, ketika fajar tiba, terjadilah keajaiban. Terdengar ledakan dahsyat persis di lokasi penanaman ranjau yang tadinya tak berfungsi.

Setelah Tentara Israel pergi dengan membawa kerugian akibat ledakan lersebut, para mujahidin segera melihal lokasi ledakan. Sungguh aneh, ternyata seluruh ranjau yang telah mereka tanam itu masih utuh. Dari mana datangnva ledakan? Wallahu a’lam.

Masih dari wilayah Al Maghraqah. Saat pasukan Israel menembakkan artileri ke salah satu rumah, hingga rumah itu terbakar dan api menjalar ke rumah sebelahnya, para mujahidin dihinggapi rasa khawatir jika api itu semakin tak terkendali.

Seorang dari mujahidin itu lalu berdoa,”Wahai Dzat yang merubah api menjadi dingin dan tidak membahayakan untuk Ibrahim, padamkanlah api itu dengan kekuatan-Mu.”

Maka, tidak lebih dari tiga menit, api pun padam. Para niujahidin menangis terharu karena mereka merasa Allah Subhanuhu wa Ta’ala (SWT) telah memberi pertolongan dengan terkabulnya doa mereka dengan segera.

Merpati dan Anjing
Seorang mujahid Palestina menuturkan kisah “aneh” lainnya kepada situs Filithin AlAan. Saat bertugas di wilayah Jabal Ar Rais, sang mujahid melihat seekor merpati terbang dengan suara melengking, yang melintas sebelum rudal-rudal Israel berjatuhan di wilayah itu.

Para mujahidin yang juga melihat merpati itu langsung menangkap adanya isyarat yang ingin disampaikan sang merpati.

Begitu merpali itu melintas, para mujahidin langsung berlindung di tempat persembunyian mereka. Ternyata dugaan mereka benar. Selang beberapa saat kemudian bom-bom Israel datang menghujan. Para mujahidin itu pun selamat.

Adalagi cerita “keajaiban” mengenai seekor anjing, sebagaimana diberitakan situs Filithin Al Aan. Suatu hari, tatkala sekumpulan mujahidin Al Qassam melakukan ribath di front pada tengah malam, tiba-tiba muncul seekor anjing militer Israel jenis doberman. Anjing itu kelihatannya memang dilatih khusus untuk membantu pasukan Israel menemukan tempat penyimpanan senjata dan persembunyian para mujahidin.

Anjing besar ini mendekat dengan menampakkan sikap tidak bersahabat. Salah seorang mujahidin kemudian mendekati anjing itu dan berkata kepadanya, “Kami adalah para mujahidin di jalan Allah dan kami diperintahkan untuk tetap berada di tempat ini. Karena itu, menjauhlah dari kami, dan jangan menimbulkan masalah untuk kami.”

Setelah itu, si anjing duduk dengan dua tangannya dijulurkan ke depan dan diam. Akhirnya, seorang mujahidin yang lain mendekatinya dan memberinya beberapa korma. Dengan tenang anjing itu memakan korma itu, lalu beranjak pergi.
Kabut pun Ikut Membantu
Ada pula kisah menarik yang disampaikan oleh komandan lapangan Al Qassam di kamp pengungsian Nashirat, langsung setelah usai shalat dhuhur di masjid Al Qassam.

Saat itu sekelompok mujahidin yang melakukan ribath di Tal Ajul terkepung oleh tank-tank Israel dan pasukan khusus mereka. Dari atas, pesawat mata-mata terus mengawasi.

Di saat posisi para mujahidin terjepit, kabut tebal tiba-tiba turun di malam itu. Kabut itu lelah menutupi pandangan mata tentara Israel dan membantu pasukan mujahidin keluar dari kepungan.

Kasus serupa diceritakan oleh Abu Ubaidah. salah satu pemimpin lapangan Al Qassam, sebagaimana ditulis situs almesryoon.com. la bercerita bagaimana kabut tebal tiba-tiba turun dan membatu para mujahidin untuk melakukan serangan.

Awalnya, pasukan mujahiddin tengah menunggu waktu yang tepat untuk mendekati tank-tank tentara Israel guna meledakkannya. “Tak lupa kami berdoa kepada Allah agar dimudahkan untuk melakukan serangan ini,” kata Abu Ubaidah.

Tiba-tiba turunlah kabut tebal di tempat tersebut. Pasukan mujahidin segera bergerak menyelinap di antara tank-tank, menanam ranjau-ranjau di dekatnya, dan segera meninggalkan lokasi tanpa diketahui pesawat mata-mata yang memenuhi langit Gaza, atau oleh pasukan infantri Israel yang berada di sekitar kendaraan militer itu. Lima tentara Israel tewas di tempat dan puluhan lainnya luka-luka setelah ranjau-ranjau itu meledak.

Selamat dengan al-Qur’an
Cerita ini bermula ketika salah seorang pejuang yang menderita luka memasuki rumah sakit As Syifa’. Seorang dokter yang memeriksanya kaget ketika mengelahui ada sepotong proyektil peluru bersarang di saku pejuang tersebut.

Yang membuat ia sangat kaget adalah timah panas itu gagal menembus jantung sang pejuang karena terhalang oleh sebuah buku doa dan mushaf al-Qur’an yang selalu berada di saku sang pejuang.

Buku kumpulun doa itu berlobang, namun hanya sampul muka mushaf itu saja yang rusak, sedangkan proyektil sendiri bentuknya sudah “berantakan”.

Kisah ini disaksikan sendiri oleh Dr Hisam Az Zaghah, dan diceritakannya saat Festival Ikatan Dokter Yordan sebagaimana ditulis situs partai Al Ikhwan Al Muslimun.

Dr Hisam juga memperlihatkan bukti berupa sebuah proyektil peluru, mushaf Al Qur’an, serta buku kumpulan doa-doa berjudul Hishnul Muslim yang menahan peluru tersebut.

Abu Ahid, imam Masjid AnNur di Hay As Syeikh Ridzwan, juga punya kisah menarik. Sebelumnya, Israel telah menembakkan 3 rudalnya ke masjid itu hingga tidak tersisa kecuali hanya puing-puing bangunan. “Akan tetapi mushaf-mushaf Al Quran tetap berada di tampatnya dan tidak tersentuh apa-apa,” ucapnya seraya tak henti bertasbih.

“Kami temui beberapa mushaf yang terbuka tepat di ayat-ayat yang mengabarkan tentang kemenangan dan kesabaran, seperti firman Allah, ‘Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata, sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali,”(Al-Baqarah [2]: 155-156),” jelas Abu Ahid sebagaimana dikutip Islam Online.***
Harum Jasad Para Syuhada
Abdullah As Shani adalah anggota kesatuan sniper (penembak jitu) al-Qassam yang menjadi sasaran rudal pesawat F-16 Israel ketika sedang berada di pos keamanan di Nashirat, Gaza.

Jasad komandan lapangan al-Qassam dan pengawal khusus para tokoh Hamas ini “hilang” setelah terkena rudal. Selama dua hari jasad tersebut dicari, ternyata sudah hancur tak tersisa kecuali serpihan kepala dan dagunya. Serpihan-serpihan tubuh itu kemudian dikumpulkan dan dibawa pulang ke rumah oleh keluarganya untuk dimakamkan.

Sebelum dikebumikan, sebagaimana dirilis situs syiria-aleppo. com, serpihan jasad tersebut sempat disemayamkan di sebuah ruangan di rumah keluarganya. Beberapa lama kemudian, mendadak muncul bau harum misk dari ruangan penyimpanan serpihan tubuh tadi.

Keluarga Abdullah As Shani’ terkejut lalu memberitahukan kepada orang-orang yang mengenal sang pejuang yang memiliki kuniyah (julukan) Abu Hamzah ini.

Lalu, puluhan orang ramai-ramai mendatangi rumah tersebut untuk mencium bau harum yang berasal dari serpihan-serpihan tubuh yang diletakkan dalam sebuah kantong plastik.

Bahkan, menurut pihak keluarga, 20 hari setelah wafatnya pria yang tak suka menampakkan amalan-amalannya ini, bau harum itu kembali semerbak memenuhi rungan yang sama.

Cerita yang sama terjadi juga pada jenazah Musa Hasan Abu Nar, mujahid Al Qassam yang juga syahid karena serangan udara Israel di Nashiriyah. Dr Abdurrahman Al Jamal, penulis yang bermukim di Gaza, ikut mencium bau harum dari sepotong kain yang terkena darah Musa Hasan Abu Nar. Walau kain itu telah dicuci berkali-kali, bau itu tetap semerbak.

Ketua Partai Amal Mesir, Majdi Ahmad Husain, menyaksikan sendiri harumnya jenazah para syuhada. Sebagaunana dilansir situs Al Quds Al Arabi, saat masih berada di Gaza, ia menyampaikan, “Saya telah mengunjungi sebagian besar kota dan desa-desa. Saya ingin melihat bangunan-bangunan yang hancur karena serangan Israel. Percayalah, bahwa saya mencium bau harumnya para syuhada.”
Dua Pekan Wafat, Darah Tetap Mengalir
Yasir Ali Ukasyah sengaja pergi ke Gaza dalam rangka bergabung dengan sayap milisi pejuang Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam. Ia meninggalkan Mesir setelah gerbang Rafah, yang menghubungkan Mesir-Gaza, terbuka beberapa bulan lalu.

Sebelumnya, pemuda yang gemar menghafal al-Qur’an ini sempat mengikuti wisuda huffadz (para penghafal) al-Qur’an di Gaza dan bergabung dengan para mujahidin untuk memperoleh pelatihan militer. Sebelum masuk Gaza, di pertemuan akhir dengan salah satu sahabatnya di Rafah, ia meminta didoakan agar memperoleh kesyahidan.

Untung tak dapat ditolak, malang tak dapat diraih, di bumi jihad Gaza, ia telah memperoleh apa yang ia cita-citakan. Yasir syahid dalam sebuah pertempuran dengan pasukan Israel di kamp pengungsian Jabaliya.

Karena kondisi medan, jasadnya baru bisa dievakuasi setelah dua pekan wafatnya di medan pertempuran tersebut.

Walau sudah dua pekan meninggal, para pejuang yang ikut serta melakukan evakuasi menyaksikan bahwa darah segar pemuda berumur 21 tahun itu masih mengalir dan fisiknya tidak rusak. Kondisinya mirip seperti orang yang sedang tertidur.

Sebelum syahid, para pejuang pernah menawarkan kepadanya untuk menikah dengan salah satu gadis Palestina, namun ia menolak. “Saya meninggalkan keluarga dan tanah air dikarenakan hal yang lebih besar dari itu,” jawabnya.

Kabar tentang kondisi jenazah pemuda yang memiliki kuniyah Abu Hamzah beredar di kalangan penduduk Gaza. Para khatib juga menjadikannya sebagai bahan khutbah Jumat mereka atas tanda-tanda keajaiban perang Gaza. Cerita ini juga dimuat oleh Arab Times (7/2/ 2009)
Terbunuh 1.000, Lahir 3.000
Hilang seribu, tumbuh tiga ribu. Sepertinya, ungkapan ini cocok disematkan kepada penduduk Gaza. Kesedihan rakyat Gaza atas hilangnya nyawa 1.412 putra putrinya, terobati dengan lahirnya 3.700 bayi selama 22 hari gempuran Israel terhadap kota kecil ini.

Hamam Nisman, Direktur Dinas Hubungan Sosial dalam Kementerian Kesehatan pemerintahan Gaza menyatakan bahwa dalam 22 hari 3.700 bayi lahir di Gaza. “Mereka lahir antara tanggal 27 Desember 2008 hingga 17 Januari 2009, ketika Is*rael melakukan serangan yang menyebabkan meninggalnya 1.412 rakyat Gaza, yang mayoritas wanita dan anak-anak,” katanya.

Bulan Januari tercatat sebagai angka kelahiran tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. “Setiap tahun 50 ribu kasus kelahiran tercatat di Gaza. Dan, dalam satu bulan tercatat 3.000 hingga 4.000 kelahiran. Akan tetapi di masa serangan Israel 22 hari, kami mencatat 3.700 kelahiran dan pada sisa bulan Januari tercatat 1.300 kelahiran. Berarti dalam bulan Januari terjadi peningkatan kelahiran hingga 1.000 kasus,” katanya kepada islamonline.net.

Rasio antara kematian dan kelahiran di Gaza memang tidak sama. Angka kelahiran, jelasnya lagi, mencapai 50 ribu tiap tahun, sedang kematian mencapai 5 ribu.
“Israel sengaja membunuh para wanita dan anak-anak untuk menghapus masa depan Gaza. Sebanyak 440 anak-anak dan 110 wanita telah dibunuh dan 2.000 anak serta 1.000 wanita mengalami luka-luka,” ungkapnya
READ MORE

Kenapa Kamu Galau ?


Oleh bidadari_Azzam
Di ujung negeri antah berantah
Maupun di benua biru bersalju
Kutemukan sebuah kelucuan kata
Entah remaja maupun orang dewasa menyebut makna “Galau”
Seorang saudariku bercerita bahwa tatkala keluarga kami mudik ke Indonesia beberapa minggu lalu, dia berkenalan dengan seorang muslim dari negara tetangga via jejaring sosialnya. Namun pembicaraan mereka yang telah serius segera membuahkan hasil ‘dadakan’, yaitu mereka akan bertemu di Krakow dan membicarakan pernikahan. Sebut saja Muslimah, sisterku ini begitu bersemangat kalau bercerita tentang ragam kisah cintanya di usia remaja. Singkat kata, “Sister, I have invited him, jadi si brother ini datang ke Krakow, dan menginap di rumah orang tuaku…”, ujar sister Muslimah padaku. “Invite” disini tentunya berarti mensponsori visa si pendatang dan harus mendukung urusan “hidup si pendatang ketika disini”.
Beberapa hari berlalu, si brother mengajak sister untuk berkunjung ke flat seorang wanita Poland, sebut saja si wanita ini Halina. Muslimah bertemu dengan Halina dan ikut berbincang-bincang. Beberapa menit selanjutnya, datanglah seorang bocah imut, bayi laki-laki yang lucu yang belum genap berusia dua tahun menuju Halina. Hati Muslimah mulai bertanya-tanya, apalagi dilihatnya bahwa brother tersebut lebih akrab dengan Halina, dan dalam momen lanjutannya ia bahkan hampir pingsan melihat brother itu mencium Halina.

“Ooooh, My God!!! Ternyata si brother bilang ke Halina bahwa saya adalah ‘sister in Islam’, hanya itu! Dan Ketika saya tanya kepada Halina, “who are you?”, jawabannya membuat muka saya merah dan ingin berteriak sekencang-kencangnya namun saya tahan! Halina itu adalah wanita Poland yang merupakan istri (dengan nikah siri) dari si brother. Dan beberapa waktu lalu, brother itu harus pulang ke tanah airnya karena kehabisan visa, maka ia harus meninggalkan istri dan anaknya yang baru berusia sebulan. Kacau…. Kacau… hati saya pun jadi kacau, dan galau….”, bernada emosi, ia ceritakan padaku kegalauan itu. “Boro-boro ia datang padaku untuk membicarakan pernikahan, jelas-jelas ia sedang kangen pada bayinya dan sudah beristri dengan Halina itu!”, sambungnya. Yah, banyak kejadian serupa terjadi di Eropa secara umum, menimpa saudari muallaf kita, mayoritas kasusnya adalah ‘urusan visa’. Seperti si brother (suami Halina tersebut), ia memperalat sister Muslimah karena kesulitan berkomunikasi dengan Halina, sedangkan (menurutnya) ia rindu pada bayinya.

Pengalaman buruk sister lain yang diketahui Muslimah pun membuatnya jadi tambah galau, ia bilang, “Dan masya Allah… sister Ummu Azzam, I have heard that sist Fulanah has divorced! Dan sist Layla dipukuli suaminya! Ya Allah… Mungkin saya memang gak akan punya suami, pusing! Laki-laki egois semua yah?!”, ujarnya, “Hehehehe…. Sisters lain banyak lho yang punya suami sholeh dan baik hati, termasuk saya….”, kalimatku mengingatkannya pada Abu Azzam. Ia jadi tersenyum meskipun agak terpaksa, senyum yang kurang optimis, “Iya… kamu beruntung. Suamimu ‘egois’ untuk hal yang tak mengizinkan istri bekerja di luar rumah tetapi memang memenuhi semua kebutuhan keluarga dengan baik, dan kamu memang istri yang taat suami, sister, sampai saya terkagum-kagum melihat anak-anakmu yang sopan dan ceria, subhanalloh… Hmmmm, tapi ini karena suamimu adalah muslim yang baik dan kamu memang muslimah yang baik…. Aaaah, kapan sih bisa ketemu yang kayak suamimu???”, ia curhat seraya menarik kesimpulan sendiri.
Kupegang tangannya yang tampak tegang, ah jadi teringat, sepuluh tahun yang lalu, mungkin kalau saya curhat di depan seniorku, seperti itulah emosi diri ini, demikian pikirku. Betapa berbeda emosional diri remaja belasan tahun hingga usia menginjak dua puluh dua, Alhamdulillah ternyata diriku kini telah melalu usia “ekstra waspada” itu dengan selamat sentosa dalam mahligai indah perlindungan terbaik-Nya.
“Hmmmm…dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula), that’s surah An-Nuur, sist….Subhanalloh, kamu sudah berhasil menyimpulkan sendiri permasalahanmu…iya khan?”, kukedipkan mata padanya. Bila ingin mendapatkan jodoh yang baik, maka perbaikilah diri. Tata hidup agar sesuai ajaran Islam dan Sunnah Nabi-Nya. Jadilah laki-laki yang sholeh, jadilah wanita yang sholehah. Jangan sampai tergoda untuk belajar dari tontonan bejat yang menampilkan adu domba dan fitnah agar bisa meraih impian bersuami atau beristrikan pasangan yang berharta segunung dengan omset bermilyar dollar dalam bisnisnya, dan ujungnya bisa berbulan madu di kapal pesiar mewah---tanpa diketahui pihak jelata bahwa kesenangan itu diraih dari tindakan haram korupsi dan kolusi, yang sesungguhnya akan berujung ‘sad-ending’ di yaumil hisab. Naudzubillahi minzaliik. Semoga Allah melimpahkan hal terbaik buat kita. Maka kita optimalkan ikhtiar dengan memperbaiki diri, meluruskan cita-cita dan niat, pembersihan hati setiap saat, insya Allah di waktu yang tepat, sosok yang tepat itu datang dengan suasana yang paling baik pula, Aamin.
Kulanjutkan dengan kalimat tanya, “Sister yakin ingin menikah saat ini?”, (sambil mikir-mikir, ada banyak ikhwan Indonesia nih yang “nitip salam kenal”, hehehe). Sisterku itu yang memang lagi galau, menjawab pun galau, “Nikahnya nanti sist, maksudku…. Saya mau fokus kuliah dulu, nungguin kuliah selesai, kan saya juga mau ber-relationshipseperti teman lainnya….”, jawabnya. Naah, kalau memang sedang sibuk dan fokus kuliah, dinikmati aja!
“Dear…. Kalau gitu, fokusin saja kuliah kamu. Nanti kalau kamu memang benar-benar siap mau menikah, muslim sholeh terbaik yang merupakan jodoh dari-Nya pasti akan hadir. Sekarang dia belum datang di hadapanmu, karena memang kamunya belum siap, kan sist?! Gak usah mikirin suami si anu yang menceraikan istrinya, suami si itu yang memukuli istrinya, dan sebagainya, pokoknya gak perlu galau, cukuplah kamu isi aktivitas bermanfaat di hari ini, masa mendatang adalah misteri-Nya bukan untuk menyebabkan pikiran galau…hehehe”, kalimatku mungkin tak terlalu didengarkannya, sisterku masih cemberut alias manyun, lingkungan pergaulan memang sangat mempengaruhi seseorang, kalau menjadi ‘jomblo’ sementara semua teman berpacaran, maka yang menjombloitu agak minder, kemungkinan besar seperti itulah perasaan saudariku ini.
Di sisi lain, sosok Zayhana sedang resah dan galau pula, ia sedang berduka, perceraian tak terelakkan, belum genap setahun pernikahannya sehingga saudari lainnya bertanya seraya mengurut dada, “What’s wrong, dear?”. Ternyata “penipuan masalah visa” terjadi lagi (dan memang masih terus-menerus terjadi). Satu hari di hari H pernikahan Zayhana, suaminya baru berkata jujur bahwa sesungguhnya ia sudah menikahi wanita lain karena terdesak urusan visa beberapa waktu lalu, namun ‘istri pertama’nya itu akan diceraikannya karena memang mereka melakukan pernikahan demi selesainya prosedur visa tersebut, tak ada hubungan suami-istri, tak tinggal serumah, dan sejenisnya. Zayhana merasa sakit hati dan kesal sekali, kami yang mendengar hal itu pun turut terkejut, astaghfirrulloh…Alangkah beraninya pemuda itu mempermainkan lembaga suci pernikahan demi kepentingan pribadi atas selembar visa Eropa!
Namun belum sempat urun saran membukakan pikiran Zayhana yang masih sangat muda itu, sisters lainnya tak dapat berbuat apa-apa ketika Zayhana memutuskan untuk langsung bercerai dengan sang suami, bahkan dengan cepat ia telah berkenalan akrab kembali dengan pemuda muslim dari negara lain dan menanti berakhirnya masa‘iddah untuk segera menikah. Kemudian, calon suami kedua tersebut memiliki problem dalam keluarga besarnya, Zayhana yang baru resmi bercerai pun menjadi kembali galau. Dan ajang silaturrahim pun bisa dijadikan ajang curhat tanpa solusi, ngobrol ngalor-ngidul tentang ‘pangeran idaman’, padahal tuan rumah biasanya menginginkan momen pendekatan yang lebih akrab di antara saudari muslimah ketika mengundang untuk bersilaturrahim. Yah, kegalauan yang kian meresahkan hati itu biasanya berimbas pada hubungan pertemanan, ‘jeleknya mood’ dalam beraktivitas, bahkan menurunkan potensi dan kreativitas.
“Maafkan saya sister, hanya dapat menjadi pendengar yang baik, atau kurang baik malah, sebab anak-anakku yang sibuk bermain atau sesekali rewel di dekat kita terkadang menyebabkan pembicaraan menjadi kurang jelas. Namun saya yakin bahwa sekarang kamu lebih lega dan punya ide pribadi agar problemmu segera selesai. Yang Paling Setia mendengarkan keluhan dan kegelisahanmu adalah Allah, sist… tanyakan pada-NYA, yakin deh, pasti galau itu lenyap disiram air wudhu…sabar dan sholat adalah penolong buat hamba-Nya yang beriman…”, kalimat itu sering kuucapkan pada saudariku di Krakow yang tengah resah dan galau. Satu hal yang kukagumi ketika sisters tersebut tengah dilanda masalah dalam kegalauan yang amat sangat, ternyata yang mereka cari adalah saudari (muslimahnya), atau menuju masjid, atau bertanya tentang jadwal silaturrahim dalam waktu dekat agar tidak makin stress menghadapi kenikmatan ujian hidup, berbeda dengan teman-teman yang bukan muslim yang mengalihkan permasalahan dengan meminum pil penenang atau bermabuk-mabukan dengan berbagai jenis minuman keras meskipun jika dianalisa, perkara yang dihadapi amatlah sepele.
Bagaimana dengan saudara-saudari di Indonesia?
Kenapa kamu galau dengan beberapa hentakan di atas bumi-Nya
Sedangkan kita hanya menumpang tinggal sebentar saja
Mungkin tulus ikhlas dalam nurani harus kita analisa lagi
Dan kekuatan hubungan dengan-Nya harus kian kita kencangkan
Serta lembaran cerita persahabatan tetap teruntai sejati
Tiada galau dan resah dalam kamus optimis pemuda islam
Semangat meraih cita dan tetaplah optimis pada pertolongan Ilahi
Wallohu’alam bisshowab.
READ MORE

Izinkan Hamba Bersujud


Oleh Silvani
Sore menjelang, si kecil baru saja terlelap. Aku bergegas menuju dapur. Setumpuk piring kotor telah menantiku. Duduk santai menikmati sore sepertinya tidak menjadi pilihan.
Bagi ibu rumah tangga dengan dua anak kecil sepertiku, aku harus pandai mengatur waktu. Saat anak terlelap adalah saatnya merapihkan rumah. Sebelum memulai mencuci peralatan makan, kunyalakan radio yang ada di sudut dapur, kupilih siaran radio islami.
Alhamduillah, sambil beraktifitas di dapur aku masih bisa mendapat ilmu. Semoga ilmu yang kudapat bermanfaat, menjadi pengingat diri yang seringkali lupa dan lalai…
Rupanya kali ini tausiyah telah selesai, sudah masuk sesi tanya jawab. Lewat telepon, seorang ibu mencurahkan isi hatinya… “Ustadz… pasca operasi saya tidak bisa lagi melakukan gerakan sujud… Saya sungguh merindukan sujud Ustadz, sekarang saya tidak bisa lagi merasakan nikmatnya sujud kepada Allah…”
Mendengarnya hati ini bergetar. Rasa ibaku untuk ibu penelpon, semoga beliau diberikan kesembuhan oleh Allah, dan bisa kembali melakukan sujud dalam shalatnya, aamiin.
Tak urung, aku merenung.. Bagaimana dengan kita yang diberikan kesehatan yang sempurna oleh Allah.. Adakah merasakan kerinduan untuk bersujud, atau malah kita lalai untuk rukuk dan bersujud kepada-Nya…
Adakah kita merasakan nikmatnya bersujud? Atau jangan-jangan sujud kita hanya sekedar mengugurkan rukun shalat tanpa pernah hati ini tertaut dengan Allah..
Alangkah beruntungnya kita, yang diberikan nikmat sehat oleh Allah. Kesehatan yang memungkinkan kita melakukan gerakan shalat dengan sempurna, dapat rukuk dan bersujud kepada-Nya…
Alangkah beruntungnya kita, yang diberikan anggota tubuh yang sempurna.Diberikan nikmat mata, telinga, tangan, dan hati. Adakah kita bersyukur kepada Allah?Apakah kedua mata, telinga, tangan dan hati ini kita gunakan untuk taat kepada-Nya? Atau malah kita kufur… Kedua mata, telinga, tangan, dan hati kita gunakan untuk bersuka ria dalam bermaksiat?
"Dan segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi hanya bersujud kepada Allah yaitu semua makhluk bergerak (bernyawa) dan juga para malaikat, dan mereka tidak menyombongkan diri". (Q.S An- Nahl: 49)
"Langit yang tujuh, Bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah.Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh , Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun".(Q.S Al-Israa: 44)
Subhanallah, semua makhluk bersujud kepada Allah, hewan dan tumbuhan bahkan Gunung-gunung bertasbih memuji-Nya. Dan kita manusia, makhluk yang diciptakan dengan sempurna,yangterus menerus diberikanberbagai nikmat dan karunia tak terhingga oleh Allah.. Pantaskah kita enggan rukuk dan bersujud kepada-Nya? Masihkah kita lalai dengan shalat kita? Masih kita memiliki rasa sombong dalam diri?
Dari sudut dapurku, radio mengumandangkan azan Maghrib nan merdu… Yaa Rabb… Suara penyeru-Mu telah diperdengarkan… izinkan hamnba bersimpuh menghadap-Mu, menikmati saat terdekat dengan-Mu.
Menyungkurkan wajah, berserah diri kepada-Mu… Sungguh, betapa hina diri ini di hadapan-Mu, Duhai Rabb yang Maha Agung… Ampuni hamba… Lisan ini bertasbih, segala puji hanya bagi-Mu..
Yaa Rabb… jadikanlah hati ini selalu tunduk kepada-Mu, hati yang senantiasa bersujud kepada-Mu.
Ada sajadah panjang terbentang
dari kaki buaian
sampai ke tepi kuburan
kuburan hamba bila mati
Ada sajadah panjang terbentang
hamba tunduk dan sujud
di atas sajadah panjang ini
diselingi sekedar interupsi
Mencari rezeki
mencari ilmu
mengukur jalanan seharian
begitu terdengar suara azan
kembali tersungkur hamba
Ada sajadah panjang terbentang
hamba tunduk dan rukuk
hamba sujud
tak lepas kening hamba
mengingat Dikau sepenuhnya 
(Sebuah Puisi karya Taufik Ismail)

Wallahu a’lam bishshawaab. Cibubur, 8Maret 2012.
READ MORE